I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu pelayaran adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mengajarkan cara untuk melayarkan sebuah kapal dari suatu
tempat ke tempat lainnya,
dengan aman dan ekonomis. Disebabkan pengaruh laut, misalnya ombak, arus dan
angin maka jarak yang terpendek belum tentu dapat ditempuh dalam waktu
yang tersingkat. Dapat saja terjadi bahwa jarak yang baik panjang ditempuh
dalam waktu yang lebih singkat andaikan pelayaran tadi selalu mendapat arus
dari belakang.
Bernavigasi
merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu tempat ketempat
lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya. Seiring dengan
perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi
sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi,
sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar dapat mencapai tujuan dengan selamat
diantaranya adalah, seperti : manusia, alat yang digunakan untuk
bernavigasi dan kapal itu sendiri serta memperhatikan keadaan alam yang
mempengaruhinya. Sedangkan untuk mencapai efisiensi yang tinggi, seorang
navigator harus memperhatikan semua sarana yang ada dan mampu menggunakannya
secara maksimal sesuai dengan keadaan yang ada serta harus
memperhatikan jarak tempuh yang sependek mungkin dengan memperhatikan
keselamatan kapal.
Dalam
menentukan rute yang akan ditempuh kapal haruslah
diperhatikan faktor-faktor cuaca, keadaan laut, sifat-sifat kapalnya
sendiri, dan sebagainya diperoleh suatu rencana pelayaran yang paling ekonomis
dan cukup aman. Untuk menguasai ilmu pelayaran dengan baik, tidaklah cukup
dengan hanya mempelajari teori di kuliah, melainkan harus disertai dengan
penghayatan ilmu tersebut selama bertahun-tahun di kapal dan disertai dengan perasaan
atau “feeling” yang halus.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui sistem
navigasi yang digunakan dalam pelayaran dan pemanfaatan perikanan,
2.
Bagaimana cara mengetahui posisi kapal
dalam suatu pelayaran pada waktu tertentu,
3.
Bagaimana cara mengetahui peta secara
umum dan membaca peta pelayaran kapal,
4.
Bagaimana cara mengetahui teknik
membaring dan teknik haluan pelayaran sehingga menjadi navigator yang baik
dalam pelayaran.
C.
Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakan praktikum navigasi adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui sistem navigasi yang digunakan dalam pelayaran
kapal dan pemanfaatan perikanan,
2.
Mengetahui alat-alat navigasi kapal dan cara
pengoperasiannya dalam pelayaran kapal,
3.
Untuk mengetahui cara membaca peta
pelayaran dan peta secara umum,
4.
Mahasiswa dapat menentukan langkah-langkah dalam
menyusun teknik membaring.
D.
Manfaat
Praktikum ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, yaitu:
1.
Mahasiswa dapat mengetahui sistem navigasi laut yang
digunakan dalam pelayaran kapal dan pemanfaatan perikanan,
2.
Mahasiswa dapat mengetahui macam navigasi kapal dan
cara pengoperasiannya,
3.
Mahasiswa dapat mengetahui cara membaca peta dan peta
secara umum,
4.
Mahasiswa dapat menentukan langkah-langkah dalam
menyusun teknik membaring dan teknik haluan, sehingga menjadi navigator yang
baik dalam memandu pelayaran yang baik, selamat, dan efisien sampai tempat
tujuan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Definisi Navigasi
Menurut Supriyono (2000), Navigasi berasal
dari bahasa latin Navis yang berarti kapal atau kendaraan
atau vehicle dan agere yang berarti
mengarahkan atau menjalankan atau membawa. Kenavigasian adalah kegiatan yang
meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran,
telekomunikasi pelayaran, hidrografi, alur dan perlintasan, penanganan kerangka
kapal, salvage, dan pekerjaan bawah air, untuk kepentingan keselamatan
pelayaran.
Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan
keselamatan berlayar guna mendukung angkutan laut yang merupakan penunjang dan
pendorong pertumbuhan ekonomi Nasional. Untuk itu kegiatan kenavigasian
diupayakan agar mampu mencakup seluruh perairan Indonesia yang dinilai riskan
terhadap keselamatan berlayar sesuai kondisi dan situasi pada masing-masing
perairan, serta untuk memenuhi persyaratan Internasional (Djunarsjah, 2005).
Sarana bantu navigasi pelayaran adalah sarana yang dibangun atau terbentuk
secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam
menentukan posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau
rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar. Telekomunikasi
pelayaran adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis
tanda, gambar, suara, dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat,
optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran
yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran. Buku petunjuk pelayaran adalah
buku kepanduan bahari yang berisi petunjuk atau keterangan-keterangan yang
dipergunakan bagi para pelaut agar navigasi dapat dilakukan dengan selamat
(Djunarsjah, 2005).
Menurut Supriyono (2000), ditinjau dari cara dan alat yang digunakan,
navigasi dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1.
Navigasi
Konvensional, yaitu bernavigasi dengan menggunakan alat-alat yang konvensional
seperti: pedoman, alat / pesawat baring, topdal, perum, sextant dan kronometer. Konvensional menurut SOLAS 1974, diartikan sebagai alat yang tidak
menggunakan kelistrikan kapal, sehingga apabila listrik kapal padam, alat
tersebut masih dapat digunakan secara normal.
2.
Navigasi
Elektronika (Modern), yaitu bernavigasi dengan menggunakan
peralatan-peralatan elektronik seperti: LORAN, DECCA, RADAR, Radio Penentu Arah
(Radio Direction Finder / RDF), GPS (Global Positioning System).
B.
Macam-Macam Navigasi
a.
Navigasi
Darat
Navigasi darat adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek
dan arah perjalanan baik pada medan sebenarnya maupun pada peta. Navigasi darat
di fokuskan pada kemampuan membaca dan memahami peta serta kompas. Peta dan
kompas adalah alat vital bagi navigasi darat. Navigasi Terestrial (Terrestrial
Navigation), yaitu bernavigasi dengan menggunakan bantuan alat konvensional dan
dengan benda-benda daratan seperti gunung, pulau, tanjung, suar, bangunan yang
mencolok terlihat dari laut, dsb. Sebagai benda bantunya, dengan menentukan
arah dan jarak serta hitungan-hitungan secara goneometrik untuk menentukan posisi
kapal (Azha, 2006).
Menggunakan alat navigasi untuk menentukan posisi serta menganalisa dan
memberikan asumsi awal terhadap medan yang dilalui merupakan salah satu dari
keahlian dasar. Hal tersebut merupakan bakal awal dalam merencanakan dan
melakukan kegiatan di alam terbuka maupun dalam usaha pencarian atau
penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat. (Azha, 2006).
Sesuai dengan LOP (Line of Posistion : Garis Tempat Kedudukan) yang
diperoleh, sistem penentuan posisi secara radio dibagi menjadi (3) jenis yaitu:
a.
Sistem
hyperbola dimana garis-garis posisi berbentuk lengkungan atau lengkung
hiperbola.
b.
Sistem
radial dimana garis-garis posisi berbentuk radial (asumuthal) misalnya:
directional dan non directional atau OMNI directional radio becons, serta penetapan
baringan suatu target oleh radar.
c.
Sistem range
measurement dimana garis-garis posisi berbentuk lingkaran kecil di peta
misalnya pengukuran jarak pada Radar atau GPS (Global Positioning System)
c. Navigasi Laut
Navigasi laut adalah ilmu yang mempelajari tentang cara atau
bagaimana menganalisa, menentukan juga mempetakan suatu daerah di wilayah
perairan. Navigasi laut menggunakan alat seperti gps, peta laut, radar, echo
sounder, electronic chart, serta kompas. Dimana alat bantu tersebut mempunyai
fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Untuk dapat mencapai tujuan
selamat, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti : manusianya, alat yang
digunakan untuk bernavigasi, dan kapalnya itu sendiri, serta dengan
memperhatikan keadaan alam yang mempengaruhinya. Untuk mencapai efficiency yang
tinggi, seorang navigator harus memperhatikan semua sarana yang ada dan mampu
menggunakannya secara maksimal sesuai dengan keadaan yang ada serta
harus memperhatikan jarak yang ditempuh yang sependek mungkin, denagan memperhatikan
keselamatan kapal. (Arso, 1992)
Lalu
lintas pelayaran dewasa ini dipenuhi oleh kapal-kapal tradisional dan modern
yang dilengkapi dengan bermacam-macam sistem navigasi antara lain navigasi
elektronik. Sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi bidang pelayaran dari
tahun ke tahun sistem navigasi elektronik harus dikembangkan dan instrument
model terbaru diperkenalkan agar sepenuhnya dapat menunjang keselamatan
pelayaran. Pada gilirannya tuntutan kualitas profesional terhadap kemampuan
para perwira navigator juga semakin tinggi. Peranan sistem navigasi elektronik
dalam penentuan posisi sangat potensial dan merupakan bagian dari kegiatan
tugas jaga seorang perwira di anjungan. Pengunaan alat-alat seperti gps, peta laut, radar, echo sounder, electronic
chart, serta kompas sangat penting dalam dunia pelayaran. Dalam dunia
penangkapan ikan, alat tersebut sangat besar perannya disamping menggunakan
alat bantu pencari(Arso, 1992).
d.
Navigasi
Elektronik (Electronic Navigation)
Menurut Yoyok (2002), Ilmu
pelayaran yang menggunakan alat-alat elektronika sebagi pedoman pelaksanaan.
Dimanan penentuan posisi kapal pada peta laut ditentukan berdasarkan
penilikan-penilikan dengan menggunakan alat-alat elektronika, misalnya: Radar, Omega, Decca, Consul, radio dan satelit.
C.
Peralatan
Navigasi
1.
Echo Sounder
a.
Deskripsi alat
Echo Sounder adalah system sonar yang arah pemancaran gelombang suaranya secara
vertical. Echo sounder merupakan salah satu alat bantu panangkap ikan yang digunakan oleh
nelayan modern. Alat ini mudah digunakan karena tidak memerlukan keahlian
khusus dalam pengoperasiannya. Nelayan hanya melihat pada monitor dan langsung
dapat mengetahui keberadaan ikan di suatu perairan (Burczynski and Benyami,
1985), apabila menggunakan alat ini maka nelayan akan mendapatkan data tentang
posisi ikan dan pada kedalaman berapa ikan-ikan tersebut berada, sehingga akan
memudahkan proses penangkapan.
b.
Bagian-bagian
Echo Sounder
·
Time Base
Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran
pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base akan memberikan saat
kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.
·
Transmiter
Transmiter adalah komponen pembangkit pulsa listrik pada frekuensi tertentu. Pulsa gerbang di buat di dalam komponen
pembentuk pulsa dimana panjang dan lama pulsa ditentukan. Pulsa yang
dibangkitkan oleh isolator kemudian
dikuatkan dalam power amplifier
sebelum disalurkan ke transducer.
·
Transducer
Transducer adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara kemudian
suara tersebut dipancarkan ke dalam laut, juga sebaliknya merubah energi suara
menjadi energi listrik, pada saat pantulan berupa gema (echo) diterima. Fungsi lainnya yaitu ntuk menghimpun energi suara
yang dipncarkan ke dalam beam (sudut sorotan). Dalam perikanan
digunakan transducer nickel dan transducer keramik.
Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal
diterima oleh masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah. Keempat
kuadran diberi label a – d. Sudut θ pada satu bidang dibedakan oleh perbedaan
fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan dengan jumlah
sinyal (b + d). Sudut φ di dalam bidang tegak lurus terhadap yang pertama
adalah sama dibedakan oleh perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d). Kedua
sudut tersebut mendefinisikan arah target yang spesifik (MacLennan dan
Simmonds, 2005).
Kesulitan
yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi dengan
menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan receiving transducer yang
dibagi menjadi 4 kuadran. Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan full beam
yang merupakan penggabungan dari keempat kuadran dalam pemancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal yang
memancar kembali dari target diterima oleh masing-masing kuadran secara
terpisah, output dari masing-masing kuadran kemudian digabungkan lagi untuk
membentuk suatu full beam dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasi
dengan menggunakan output dari full beam sedangkan posisi sudut target dihitung
dari kedua set split beam.
Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat
kuadran yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer
split beam memiliki beam yang sangat tajam (100) dan mempunyai kemampuan
menentukan posisi target dalam bentuk beam suara dengan baik yaitu dengan
mengukur beda fase dari sinyal echo
yang diterima oleh kedua belah transducer
(Simrad, 1993).
·
Receiver
Receiver adalah alat untuk
menguatkan sinyal listrik yang lemah dari transducer
saat gema (echo) terjadi sebelum
dialirkan ke recorder. Penguatan ini dilakukan pada
receiver dan jumlah penguatan dapat
dibedakan oleh sensivitas (kepekaan) atau volume control.
·
Recorder
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan
penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan
pada saat yang sama recorder juga
mengirimkan sinyal ke receiver untuk
menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983).
c.
Cara Penggunaan Echo Sounder
Transmiter memproduksi pulsa-pulsa
listrik kemudian disalurkan ke transduser,
transduser mengubah pulsa listrik
menjadi pulsa suara. Pulsa-pulsa tersebut dipancarkan transducer kapal secara vertical
ke dasar laut, selanjutnya permukaan laut akan memantulkan kembali pulsa-pulsa
itu. Pulsa-pulsa yang dipantulkan transducer
diterima oleh receiver. Receiver menguatkan sinyal listrik yang
masih lemah dari transducer kemudian
dipancarkan ke recorder. Oleh recorder pulsa-pulsa tersebut dicatat ke
dalam kertas serta ditampilkan pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube) berupa sinar osilasi
ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon.
2.
GPS (Global Positioning System)
a.
Definisi GPS (Global Positioning System)
GPS adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan
satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal
dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan
satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu,
maka satelit GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan
antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu
dengan ketelitian yang sangat tinggi sekali (Dirjen
Perikanan, 1999).
Nama
lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing
and Ranging Global Positioning System;ada juga yang mengartikan "Navigation System Using
Timing and Ranging). Dari perbedaan singkatan itu, orang lebih mengenal
cukup dengan nama GPS (Dirjen Perikanan, 1999).
b.
Bagian-bagian GPS (Global Positioning System)
Pada umumnya menurut Dirjen Perikanan (1999), pesawat GPS terdiri dari dua
bagian atau unit :
1.
Unit antena
Bentuknya beragam, ada yang berbentuk tabung, bentuk setengah bulat,
piringan tebal, bahkan ada berbentuk bola besar.
2.
Unit display
Biasanya bentuk display berupa layar monitor ( LED ) kecil berikut papan
tombol ( keyboard ) nya menjadi satu.
Untuk
pengoperasian yaitu pada saat tombol “ power “ ditekan “ on “, unit display
tidak langsung mengeluarkan tampilan posisi, namun harus menunggu kurang lebih
dua menit untuk proses pencarian “ almanak “ ( data yang berisi informasi orbit
)yang dipancarkan oleh satelit-satelit GPS.
Karena
setiap satelit selalu memancarkan data orbit dirinya sendiri serta perkiraan
data orbit hampir semua satelit GPS yang ada. Kemudian barulah penerimaan awal
almanac sekitar beberapa puluh detik. Proses tersebut secara kseluruhan memakan
waktu 2 - 3 menit (Dirjen Perikanan, 1999).
Setelah itu
unit Display akan menampilkan beberapa informasi pada layar LCD yang antara
lain menurut Dirjen Perikanan (1999), yaitu mengenai :
a.
Waktu ( time
)
Menerangkan waktu kini berdasarkan waktu internasional ( UTC ), untuk waktu
lokal disesuaikan melalui cara yang biasanya diuraikan melalui fungsi tombol
menu.
b.
Posisi koordinat garis lintang dan garis bujur ( latitude and longitude )
Menerangkan posisi kini koordinat dimana alat GPS
berada, contoh : 340 44’ 321 N ( posisi kapal berada pada
koordinat atau perpotongan antara Garis Lintang Utara 340 44, 321 dan 350 211
567 E Garis Bujur Timur 350 21’ 567 detik ).
c.
Haluan ( course
)
Menerangkan
haluan kapal saat ini, contoh : C = 1230
d.
Kecepatan ( speed )
Menerangkan kecepatan kapal saat
ini, tertulis dalam satuan knot ( KT ). Informasi tersebut diatas
tampil pada layar Display sebagai tampilan standart atau sama dengan tampilan
pada tombol “ pos “.
c.
Kegunaan GPS
(Global Positioning System)
1.
Militer
GPS digunakan untuk keperluan
perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada.
Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk
menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan (Dirjen
Perikanan, 1999).
2.
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa
jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi, dengan
menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga
pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai
tujuan yang diinginkan (Dirjen Perikanan, 1999).
3.
Sistem Informasi
Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan
dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai
referensi pengukuran (Dirjen Perikanan, 1999)
4.
Pelacak
kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai Pelacak kendaraan, dengan bantuan GPS
pemilik kendaraan atau pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja
kendaraannya atau aset bergeraknya berada saat ini (Dirjen
Perikanan, 1999).
5.
Pemantau
gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau
pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan
tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik
ataupun tektonik (Dirjen Perikanan, 1999).
3.
Radar (Radio
Detection and Ranging)
Radar (Radio Detection and
Ranging). Radar yaitu salah satu alat bantu navigasi yang sangat
berpotensial diatas kapal, baik dalam penentuan posisi maupun pendeteksi resiko
tubrukan. Pengertian radar lainnya adalah sebagai sistem penentuan tempat
dengan gelombang-gelombang radio, yang dilakukan oleh pemancaran dan penerimaan
di suatu tempat, dengan menggunakan sifat refleksi/pemantulan atau sifat
pemancaran ulangan dari obyek atau target yang akan ditentukan tempatnya
(Sonnenberg G. J, 1987).
Menurut Sonnenberg G. J. (1987), radar dapat dibedakan antara lain :
·
Radar primer
adalah radar dimana sasaran dipancarari satu berkas gelombang radio,
dipantulakan kembali, diterima kapal dan ditampakkan.
·
Radar sekunder,
sasaran mula-mula menerima pancaran dari radar set kapal. Kemudian memancarkan
sendiri satu berkas gelombnag radio, diterima kapal, kemudian dibuat tampak.
Menurut Sonnenberg G. J.
(1987), radar sama seperti dengan mercusuar (Searchlight). Keuntungan
radar dibandingkan dengan mercusuar (Searchlight), yaitu :
·
Radius
bekerjanya radar besar (micro detik 200 km).
·
Radar
bekerja pada segala cuaca (asap, kabut, hujan, salju).
·
Radar menetukan
jarak secara sederhana.
1.
Komponen-Komponen
Pesawat Radar
a.
Instalasi Radar
Menurut Sonnenberg G. J.
(1987), radar merupakan instrumen navigasi
elektronik yang berfungsi sebagai transmiter dan sekaligus receiver. Hubungan
antara komponen instalasi radar adalah sebagai berikut :
b.
Transmitter (pemancar)
Transmitter (pemancar) adalah
sebuah oscilator yang menghasilkan gelombang elektromagnet
dengan SHF (Super Hight Frequncy). Pancaran pulsa keluar melalui
tranceiver dan switch untuk diterusakan oleh scanner radar kesegala arah secara
horizontal.
c.
Modulator
Komponen yang berfungsi mengatur pengiriman pulsa dari transmiter sebanyak
500 hingga 3000 pulsa setiap detik. Modulator juga mengatur beberapa fungsi
dari receiver dan indicator.
d.
Antena
Antena radar (scanner) memancarkan pulsa keluar dan menerima kembali
signal yang dipantulkan oleh target.
e.
Receiver
Sebuah jaringan elektronik untuk memperkuat signal yang diterima dalam
keadaan lemah, dimodulasi kembali dan dimunculkan dalam gambar berupa gema.
f.
Indicator
Melalui sebuah CRT, gema yang
diterima diproses dan disajikan dalam bentuk gambar dilayar radar.
2.
Tombol dan switch radar.
Pengukuran dan baringan meliputi :
a.
Pengukuran
jarak target
Untuk mengukur jarak target dapat
digunakan dua jenis tombol yaitu fixed rang dan variable
range.
b.
Pembacaan
baringan target
Baringan suatu target dilayar radar dibaca pada skala azimuth dengan
memperhatikan tombol pengaturan compass rings.
3.
Prinsip
Kerja Radar
Menurut Sonnenberg G. J.
(1987), prinsip kerja radar ada beberapa yaitu:
a.
Pancaran
pendek dari energi radio di pancarkan secara terarah dari antena yang berputar
yang memantau daerah sekeliling kapal.
b.
Setiap benda
yang terkena pancaran ini akan memantulkan enegi kembali ke antena.
c.
Energi
pantulan yang kembali ke antena diperkuat oleh penerima dan memperjelas
bayangan objek.
d.
Pulsa yang
dipancarkan dan dipantulkan menempuh garis lurus pada kecepatan yang sama,
sebagai baringan dan jarak dari objek yang dapat ditentukan.
4.
Kegunaan
Radar
Menurut Sonnenberg G. J.
(1987), ada beberapa kegunaan radar yaitu:
a.
Menentukan
sesuatu obyek (detection) misalnya kapal-kapal, pelampung-pelampung,
pantai, dan lain-lain.
b.
Menentukan
arah dan jarak (ranging) dari pada target tersebut
dengan menggunakan gelombang-gelombang radio.
c.
Mencegah
pelanggaran (anti collision) terutama diwaktu kabut gelap atau pada
waktu penglihatan kurang baik.
4. Kompas
Prisma
Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait. Kompas ini terbuat
dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan
memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.
Kelebihan dari kompas prisma adalah :
a.
Besar sudut
bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.
b.
Dapat
langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.
c.
Mudah digunakan, mudah
didatarkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan kompas yaitu setting semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang
standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik
Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM‑nya (misal 0° 00' 00").
Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan
juga terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50'. Untuk kompas
standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan' titik
Tnangulasi juga harus sebesar 50'.
Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas
(untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai
360°). Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400, maka di
lapangan kita harus menghitung lagi (Sonnenberg G. J, 1987).
5.
RDF (Radio Direction Finder)
a.
Pengertian RDF
RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat
radio pencari arah yang dioperasikan melalui penerimaan gelombang
elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.
b.
Prinsip Kerja RDF
Antena
pesawat Radio Direction Finder (RDF)
akan menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar.
Oleh karena antena itu merupakan suatu penghantar yang baik maka gelombang
elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan membangkitkan arus
gelombang yang getarannya sama dengan getaran gelombang elektromagnetik dari
pemancar.
Bila bidang
bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari pemancar maka tegangan
yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang bingkai antena diputar
90o tidak searah lagi dengan arah datangnya
isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antenna dan isyarat tidak
akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna diteruskan ke kotak penerima
dan arah pemancar akan berada pada suara yang terkeras. Karena petunjuk arah
dihubungkan dengan antena maka arah datangnya isyarat dapat dibaca pada
indikatornya.
Pada sistem
dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan sedangkan yang
lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai dihubungkan
pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama
lain di dalam pesawat penerima. Bila pemancar berada antara dua bingkai itu
maka kedua bingkai itu akan menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit.
Tiap medan magnit akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah
menunjukkan arah tempat di mana pemancar berada.
c.
Pengoperasian RDF
Menghidupkan
atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan pesawat R.D.F pada
prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.
Cara
menghidupkan :
·
Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar
pesawat mendapat tenaga dengan menempatkan switch pada kedudukan ON.
·
Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas
yang cukup dan kemudian tempatkan power switch pada kedudukan yang dikehendaki
menurut jumlah voltage yang masuk.
·
Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan
untuk mendapat arah stasiunnya.
Menggunakan
pesawat R.D.F
Sebelum
mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal nama-nama tombol serta
kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan dalam mengoperasikannya.
·
Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut
jumlah voltage yang masuk.
·
Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
·
Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau
untuk radio beacon tempatkan pada band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan
pada band 2.
·
Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang
dikehendaki (lihat kegunaan masing-masing kedudukan).
·
Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring
dengan menggunakan tombol tuning.
·
Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi
diatur sampai mendapatkan volume suara yang baik.
·
Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir
terlampau pendek, maka tombil radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang
dikehendaki.
·
Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan
sampai dapat membentuk satu garis lurus dengan menggunakan tombol fine control.
Cara
mematikan :
Untuk
mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti AF gain, RF gain radius
ditempatkan pada kedudukan minimum
6.
Peta Laut
a.
Definisi Peta
Peta adalah proyeksi
bumi atau sebagian dari muka bumi yang digambarkan di atas bidang datar.
Pengertian map lebih menjurus pada keadaan umum, keadaan daratan dan
batas-batasnya dilihat dari sudut politis, sedangkan suatu peta akan lebih
mementingkan hal-hal serta keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh seorang
navigator untuk dapat menentukan posisi, jarak, haluan serta halhal lain demi
keselamatan atau keamanan navigasi.
Peta-peta diterbitkan menurut sifat pemakaiannya, misalnya peta untuk
penerbangan (aeronautical chart), peta laut
(nautical chart), peta cuaca (weather chart),
peta bintang (star chart) dan
lain-lain. Untuk keperluan pelayaran di laut dipakailah peta laut.
Peta laut adalah peta yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai
untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut lepas pantai maupun diperairan
umum. Peta laut merupakan salah satu alat bantu bernavigasi untuk keselamatan
pelayaran. Teknologi navigasi termasuk membaca peta laut merupakan salah satu
pengetahuan / kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh para calon jurumudi
kapal penangkapan ikan.
b.
Jenis-Jenis Peta
1.
Skala ukuran kecil : meliputi daerah
yang luas.
2.
Skala ukuran besar : meliputi daerah
yang sempit.
Sedangkan menurut luas daerahnya peta laut dapat dibagai menjadi :
1.
Peta ichtisar adalah peta-peta yang
menggambarkan daerah-daerah yang luas pada skala kecil, terutama untuk
memberikan variasi arus, angin dan lain-lain 1 : 3.000.000
2.
Peta haluan / peta perantau
merupakan peta-peta dengan skala yang besar dipergunakan untuk pelayaran pada
jarak jauh dari daratan 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000
3.
Peta pantai adalah peta-peta dengan
skala yang lebih besar, digunakan untuk navigasi sepanjang pantai 1 : 100.000
sampai dengan 1 : 500.000
4.
Peta penjelas adalah peta-peta bagi
navigasi di air pelayaran yang sulit 1 : 25.000 sampai dengan 1 : 100.000
5.
Peta rencana adalah peta-peta untuk
menyinggahi bandar-bandar, pelabuhanpelabuhan 1 : 10.000 sampai dengan 1:25.000
Skala peta Skala peta adalah perbandingan dari satu satuan panjang di peta
terhadap panjang sebenarnya. Untuk menyatakan skala ada beberapa cara yang
dipakai dan yang paling sering dipakai adalah :
1.
Skala umum (natural scale) misalnya
1 : 80.000 artinya satu satuan panjang di peta , 80.000 di bumi.
2.
Skala angka (numerical scale),
misalnya 1 cm di peta = 10 km pada keadaan yang sebenarnya.
Skala grafik (graphical scale). Di peta sering terdapat sebuah garis yang
mempunyai pembagian dalam ukuran mil, yard, kaki, kilometer, meter. Jarak-jarak
di peta ini dapat diukur dengan memakai satuan-satuan pada garis tersebut.
c.
Syarat-syarat umum peta laut
1.
Bagian laut, harus berisi semua
bahaya-bahaya yang ada, dan gambaran yang dapat dipercaya mengenai dalamnya air
dan garis-garis dalam.
2.
Arah-arah dan jarak-jarak harus
dinyatakan sedemikian, sehingga navigasi dapat diselenggarakan dengan
seksama.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum Navigasi dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015, Pukul 10.00 WITA di Kapal KN. Mayang
Jakarta Distrik Navigasi Kendari.
B.
Alat
Alat yang
digunakan dalam Praktikum
Navigasi adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam Praktikum Navigasi
No.
|
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Echo Sounder
|
Mengukur
kedalaman air laut
|
2.
|
GPS
|
Menentukan posisi kapal
|
3.
|
Radar
|
Mengirim gelombang radio
|
4.
|
Kompas
|
Menentukan
arah mata angin
|
5.
|
RDF
|
Pesawat
radio pencari arah yang dioperasikan melalui penerimaan gelombang
elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.
|
6.
|
Peta Laut
|
Menentukan
gambaran perairan
|
8.
|
Alat Tulis
|
Pencatatan data hasil kunjungan
|
9.
|
Kamera
|
Mendokumentasikan kegiatan
praktikum
|
C.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum navigasi adalah buku panduan praktikum navigasi dan referensi tentang navigasi dalam jurnal.
D.
Metode
Praktikum Navigasi ini dilakukan dengan metode melakukan
wawancara dengan petugas/ABK
kapal berupa fungsi alat-alat dan cara pengoperasian alat-alat navigasi yang terdapat pada ruang pengoperasian
alat navigasi di kapal KN. Mayang Jakarta Distrik Navigasi Kendari.
·
Memperkenalkan
dan menjelaskan peralatan navigasi kapal dan
fungsi dari masing-masing peralatan tersebut dari pihak petugas/ABK kapal
navigasi kepada praktikan.
·
Praktikan
mengadakan wawancara yang meliputi: apa nama alat, bagaimana fungsi
masing-masing alat, bagaimana cara pengoperasian dan menggunakan peralatan
kapal dengan baik dan benar kepada petugas/ABK kapal navigasi.
·
Praktikan mencatat hasil wawancara dan melakukan
pengambilan dokumentasi.
·
Petugas/ABK melakukan
simulasi dan cara menjalankan peralatan dan praktikan memperhatikan simulasi
yang dilakukan petugas/ABK kapal navigasi.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran
Umum Lokasi
B.
Hasil
Pengamatan
C.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum lapang di kapal KN. Mayang Jakarta di dapatkan
6 alat navigasi kapal, antara lain sebagai berikut :
1.
Echo Sounder
Pada
kapal KN. Mayang Jakarta terdapat satu buah echosounder yang berfungsi untuk
mendeteksi kedalaman laut serta melihat obyek bawah laut melalui gelombang yang
di pancarkan setelah mengenai obyek maka gelombang yang di pancarkan kembali
melalui tranduser sehingga obyek yang ada di bawah laut mampu di ketahui
melalui recorder.
2.
GPS
( Global Position System )
Pada kapal KN.
Mayang Jakarta terdapat alat navigasi gps, yang berfungsi untuk menentukan
posisi kapal dan dapat juga digunakan sebagai menentukan arah pelayaran,serta
dapat menetukan waktu dan memberikan informasi melalui satelit.
3.
Radar
(Radio
Detection and Ranging).
Radar yaitu salah satu alat bantu
navigasi yang sangat berpotensial diatas kapal, baik dalam penentuan posisi
maupun pendeteksi resiko tabrakan. Pada kapal KN. Mayang Jakarta terdapat radar
yang bermerek garmin fungsi dari radar tersebut ialah menentukan obyek atau
target yang akan ditentukan tempatnya melalui pemancaran atau pemantulan ulang
pada gelombang yang di keluarkan.
4.
Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan
arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya
dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu,
sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arahmata angin yang ditunjuknya
adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat
ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh
lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan
arah.
5.
RDF
(Radio Direction
Finder)
Rdf (Radio Direction
Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan melalui
penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh
stasiun pemancar yang berfungsi memberikan informasi melalui antena diteruskan
ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara yang terkeras.
6.
Peta
Pada praktik
lapang di kapal navigasi di dapatkan peta yang berukuran 1 kali 1 meter pada
kapal KN. Mayang Jakarta. Peta laut adalah peta
yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk merencanakan suatu
pelayaran baik di laut lepas pantai maupun diperairan umum. Peta laut merupakan
salah satu alat bantu bernavigasi untuk keselamatan pelayaran. Teknologi
navigasi termasuk membaca peta laut merupakan salah satu pengetahuan /
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh para calon jurumudi kapal penangkapan
ikan.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dalam penulisan laporan praktikum ini yaitu, mengetahui
jenis dan fungsi alat navigasi sangat penting, hal ini dikarenakan banyaknya
bahaya navigasi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran, dan untuk
menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat navigasi untuk
menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat terjadi suatu bahaya
navigasi dalam pelayaran kapal.
Beberapa fungsi alat navigasi pada
laporan ini adalah sebagai berikut :
1.
Echo sounder berfungsi untuk mendeteksi
kedalaman laut serta melihat obyek bawah laut melalui gelombang yang di
pancarkan setelah mengenai obyek maka gelombang yang di pancarkan kembali
melalui tranduser sehingga obyek yang ada di bawah laut mampu di ketahui
melalui recorder. Alat ini juga merupakan salah satu alat bantu panangkap ikan yang digunakan oleh nelayan
modern.
2.
GPS
(Global Position System) diperlukan
untuk menentukan posisi kapal.
3.
Radar
digunakan untuk melihat keadaan di sekitar kapal pada jarak yang sudah
ditentukan sebelumnya.
4.
Kompas
untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis
yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu,
sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.
5.
RDF
(Radio Direction Finder) untuk mencari arah gelombang radio dan
dapat juga digunakan sebagai penanda pada kapal penangkap ikan.
6.
Peta
untuk merencanakan suatu pelayaran baik di laut lepas pantai
maupun diperairan umum.
B.
Saran
Laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu dibutuhkan kritik dan saran sebagai masukan untuk penulis guna
memperbaiki segala kekurangan yang ada pada penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal Ismail.1975. Gema dan Radar (Navigasi Elektonika). Akademi
Usaha Perikanan Jakarta.
Arso Martopo. 1992.
Ilmu Navigasi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Azha, Aksan. 2006. Dasar
Navigasi Darat. Akademi Usaha Perikanan. Jakarta.
Buku Panduan. Praktikum Navigasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Muhammadiyah Kendari.
Burczynski, J and Ben Yami, M. 1985. Finding Fish with Ecosounder, FAO
Training Series. Food and Agriculture Oganization of the United Nations. Via
delle Ierme Caracalla. 00100 Roma. Italia.
Dirjen Perikanan. 1999. Petunjuk Teknis untuk Nelayan Tradisional jilid 2.
BPPI. Semarang.
Eka Djunarsjah. 2005. Sejarah Navigasi. Media Pustaka. Jakarta.
M. Suwiyadi H. 2000. Ilmu
Pelayaran. Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran. Semarang.
Sonnenberg, G. J. 1987. Radar dan Elektronik Navigasi. Newnes –
Butterworths. London.
Supriyono, Hadi.
2000. Ilmu Navigasi untuk Perguruan Tinggi (Non Kepelautan). Universitas
Diponegoro kerjasama dengan BPLP. Semarang.
Suwardiyono, 1975. Ilmu
Navigasi untuk Universitas. Media Pustaka. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar